SEJARAH,
FUNGSI, DAN KEDUDUKAN
BAHASA
INDONESIA
Oleh:
Hariyadi (1401230701)
Muhammad Azkia (1401230706)
Rayhanah (1401231494)
INSTITUT AGAMA
ISLAM NEGERI BANJARMASIN
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan taufiq
dan hidayah-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta pengikut beliau hingga akhir jaman.
Makalah ini membahas tentang “Sejarah, Fungsi, Dan kedudukan
Bahasa Indonesia” materi-materi yang kami sajikan memuat sejarah bahasa
Indonesia serta
fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia, yang mana materi tersebut kami ambil
dari beberapa sumber referensi. Tugas ini merupakan
tugas semester awal dari mata kuliah Bahasa Indonesia jurusan pendidikan bahasa
arab.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam
penulisan makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat Penulis harapkan demi kesempurnaan.
Demikian makalah ini penulis susun, semoga bermanfaat. Atas
perhatian dan partisipasinya penulis ucapkan terimakasih.
Banjarmasin,
19 September 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Untuk meningkatkan kesadaran Mahasiswa bahwa
bahasa Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan
seluruh bangsa Indonesia. Hal ini mengingat bahasa Indonesia merupakan alat
mengungkapkan diri baik secara lisan maupun tertulis, dari segi rasa, karsa,
dan cipta serta pikir, baik secara etis, estetis, maupun secara logis. Warga
negara Indonesia yang mahir berbahasa Indonesialah yang akan dapat menjadi
warga negara yang mampu memenuhi kewajibannya di mana pun mereka berada di
wilayah tanah air dan dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah NKRI. Oleh
sebab itu, kemahiran berbahasa Indonesia menjadi bagian dari kepribadian
Indonesia. Kemahiran berbahasa Indonesia bagi mahasiswa Indonesia tercermin
dalam tata pikir, tata ucap, tata tulis, dan tata laku berbahasa Indonesia
dalam konteks ilmiah dan akademis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah sejarah Bahasa Indonesia?
2.
Bagaimanakah fungsi dan kedudukan bahasa
Indonesia?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui bagaimana sejarah bahasa
Indonesia.
2.
Untuk mengetahui fungsi dan kedudukan bahasa
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa
Indonesia merupakan varian bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang
bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi, yang digunakan sebagai lingua franca di
Nusantara sejak abad-abad awal penanggalan modern. Aksara pertama dalam bahasa
Melayu ditemukan di pesisir tenggara pulau Sumatera, mengindikasikan bahwa
bahasa ini menyebar ke berbagai tempat di Nusantara.
1. Sejarah singkat Bahasa Indonesia
Awalnya, pemerintah kolonial Hindia-Belanda menyadari
bahwa bahasa Melayu dapat dipakai untuk membantu administrasi bagi kalangan
pegawai pribumi karena penguasaan bahasa Belanda para pegawai pribumi dinilai
lemah. Dengan menyandarkan diri pada bahasa Melayu Tinggi, sejumlah sarjana
Belanda mulai terlibat dalam standardisasi bahasa. Promosi bahasa Melayu pun
dilakukan di sekolah-sekolah dan didukung dengan penerbitan karya sastra dalam
bahasa Melayu. Akibat pilihan ini terbentuklah "embrio" bahasa
Indonesia yang secara perlahan mulai terpisah dari bentuk semula bahasa Melayu
Riau-Johor.
Ada empat faktor yang menyebabkan Bahasa melayu diangkat
menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
Ø Bahasa melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, yaitu
bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
Ø Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena
dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa
halus).
Ø Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-suku lainnya dengan
sukarela menerima bahasa melayu menjadi awal bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
Ø Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai
sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
Pada awal abad ke-20 perpecahan dalam bentuk baku tulisan
bahasa Melayu mulai terlihat. Pada tahun 1901, Indonesia yang saat itu disebut
Hindia-Belanda, mengadopsi ejaan Van Ophuijsen dan pada tahun 1904 Persekutuan
Tanah Melayu-yang saat ini menjadi wilayah Malaysia-di bawah pimpian Inggris
mengadopsi ejaan Wilkinson. Ejaan Van Ophuijsen diawali dari penyusunan Kitab
Logat Melayu Van Ophuijsen pada tahun 1896 yang dibantu oleh Nawawi Soetan
Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Intervensi pemerintah semakin kuat dengan dibentuknya Commissie
voor de Volkslectuur ("Komisi Bacaan Rakyat" - KBR) pada tahun
1908 yang saat ini bernama Balai Pustaka. Pada tahun 1910 komisi ini, di bawah
pimpinan D.A Rinkes, melancarkan program Taman Poestaka dengan membentuk perpustakaan
kecil di berbagai sekolah pribumi dan beberapa instansi milik pemerintah.
Perkembangan program ini sangat pesat, dalam dua tahun telah terbentuk sekitar
700 perpustakaan. Bahasa Indonesia secara resmi diakui sebagai "bahasa
persatuan bangsa" pada saat Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober. Penggunaan
bahasa Melayu sebagai bahasa nasional merupakan usulan Muhammad Yamin, seorang
politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya di Kongres Nasional
kedua di Jakarta, Yamin mengatakan, Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa
yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa
diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua
bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau
bahasa persatuan."
Selanjutnya perkembangan bahasa dan kesusastraan
Indonesia banyak dipengaruhi oleh sastrawan Indonesia yang banyak mengisi dan
menambah perbendaharaan kata,sintaksis, maupun morfologi bahasa
Indonesia. Bahasa Indonesia dituturkan di seluruh Indonesia, walaupun
lebih banyak digunakan di area perkotaan dengan dialek dan logat daerahnya
masing-masing. Untuk berkomunikasi dengan sesama orang sedaerah kadang bahasa
itulah yang digunakan sebagai pengganti bahasa Indonesia.
2. Perkembangan Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa
resmi bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa persatuan
karena Indonesia adalah negara kepulauan dengan beranekaragam suku, budaya, dan
bahasa. Untuk menyatukan dan mempermudah komunikasi antarsuku yang memiliki
beragam bahasa, maka ditetapkanlah bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Saat ini banyak
terjadi pergeseran makna yang membombardir kekukuhan bahasa Indonesia.
Keberadaan Bahasa Indonesia mengalami banyak perkembangan dari sejak awal
terbentuknya hingga saat ini karena keterbukaannya. Keberadaan bahasa Indonesia dewasa
ini mempunyai dua fenomena menarik:
Ø Fenomena Positif.
Bahasa Indonesia telah berkembang dengan baik di kalangan masyarakat.
Terbukti dengan digunakannya bahasa Indonesia oleh
para ibu (khususnya ibu-ibu muda) dalam mendidik anak-anaknya. Dengan demikian,
anak-anak menjadi terlatih menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan di masa
depan mereka memiliki keterampilan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia.
Ø Fenomena Negatif.
Seiring dengan berkembangnya zaman,
banyak ditemukan perkembangan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa
Indonesia, seperti munculnya bahasa gaul, bahasa komunikasi kelompok bermain
atau bahasa prokem, dan bahasa SMS.
Sekarang bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa besar yang digunakan dan dipelajari tidak hanya
di seluruh Indonesia tetapi juga di banyak nrgara. Bahkan keberhasilan
Indonesia dalam mengajarkan bahasa Indonesia kepada generasi muda telah dicatat
sebagai prestasi dari segi peningkatan komunikasi antar warga Negara Indonesia.
B. Fungsi
Bahasa Secara umum
Menurut
Felicia, dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang paling sering
digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu dekatnya
kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu
untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya,
sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa.
Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Derasnya arus
globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan
pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas,
baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua
produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia,
yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu.
Pada dasarnya,
bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan
seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan
kontrol sosial.
1. Bahasa sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri
Sebagai alat
ekspresi diri, bahasa merupakan sarana untuk mengungkapkan segala sesuatu yang
ada dalam diri seseorang, baik berbentuk perasaan, pikiran, gagasan, dan
keinginan yang dimilikinya. Begitu juga digunakan untuk menyatakan dan
memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai
tempat dan situasi. Sebagai alat untuk menyatakan ekspresi diri, bahasa
menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada kita,
sekurang-kurangnya untuk memaklumkan keberadaan kita. Unsur-unsur yang
mendorong ekspresi diri antara lain :
Ø agar menarik perhatian orang lain terhadap kita,
Ø keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi.
2. Bahasa sebagai
alat komunikasi
Komunikasi
merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai
oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman
dengan kita. Melalui Bahasa, manusia dapat berhubungan dan berinteraksi dengan
alam sekitarnya, terutama sesama manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dapat
memikirkan, mengelola dan memberdayakan segala potensi untuk kepentingan
kehidupan umat manusia menuju kesejahteraan adil dan makmur. Bahasa sebagai
alat komunikasi berpotensi untuk dijadikan sebagai sarana untuk mencapai suatu
keberhasilan dan kesuksesan hidup manusia, baik sebagai insan akademis maupun
sebagai warga masyarakat. Penggunaan bahasa yang tepat menjadikan seseorang
dalam memperlancar segala urusan. Melalui bahasa yang baik, maka lawan
komunikasi dapat memberikan respon yang positif. Akhirnya, dapat dipahami apa
maksud dan tujuannya.
3. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Bahasa
disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula manusia
memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian
dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang
lain. Anggota-anggota masyarakat hanya
dapat dipersatukan secara efisien melalui bahasa. Bahasa sebagai alat
komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat
dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan
kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya. Pada saat
kita beradaptasi kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa
yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi.
Kita akan menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan menggunakan
bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan menggunakan bahasa standar
pada orang tua atau orang yang kita hormati.
4. Bahasa Sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai
alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat diterapkan
pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi,
maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku
instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Sebagai contoh yang sering kita dengan yaitu Ceramah Agama atapun Dakwah yang
memiliki kegiatan bersifat menyeru, mengajak dengan tujuan utama dakwah ialah
mewujudkan kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang
diridai oleh Allah. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan
kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, perilaku dan
tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
C. Perkembangan fungsi Bahasa Indonesia
a. Abad ke-7 sampai abad ke-15, berfungsi
sebagai : 1) Bahasa perhubungan lokal 2) Bahasa perdagangan 3). Bahasa
pemerintahan 4) Bahasa agama.
b. Abad ke-15- awal abad XX (1920), Berfungsi
sebagai : 1) Bahasa perhubungan/pergaulan local 2) Bahasa perdagangan 3) Bahasa
sastra 4) Bahasa pemerintahan 5) Bahasa agama.
c. Awal abad XX (1920-1945), Berfungsi sebagai
: 1) Lingua franca 2) Bahasa pergaulan 3) Bahasa perdagangan 4) Bahasa sastra
5) Bahasa pemerintahan 6) Bahasa pergerakan 7) Bahasa agama 8) Bahasa surat
kabar dan media komunikasi 9) Bahasa kebudayaan.
d. Tahun 1945-sekarang,berfungsi sebagai : 1)
Lingua franca 2) Bahasa pergaulan 3) Bahasa surat-menyurat (resmi,tak resmi) 4)
Bahasa perdagangan 5) Bahasa agama 6) Bahasa sastra 7) Bahasa kebudayaan 8)
Bahasa pemerintahan 9) Bahasa politik 10) Bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi
11) Bahasa pendidikan 12) Bahasa Negara 13) Bahasa persatuan 14) Bahasa surat
kabar dan media komunikasi 15) Bahasa pembangunan 16) Bahasa dokumentasi 17)
Bahasa pertemuan ilmiah.
D. Kedudukan Bahasa Indonesia.
Kedudukan Bahasa Indonesia terdiri dari :
1. Menurut Sumpah
Pemuda, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional.
Fungsi Bahasa
Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional:
a). Lambang kebanggaan kebangsaan.
Bahasa
Indonesia mencerminkan nilai – nilai sosial budaya yang mendasari rasa
kebangsaan kita. Atas dasar kebanggaan ini , Bahasa Indonesia harus kita
pelihara dan kita kembangkan. Serta harus senantiasa kita bina rasa bangga
dalam menggunakan Bahasa Indonesia.
b). Lambang Identitas Nasional.
Sebagai
lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan lambang bangsa
Indonesia. Berarti bahasa Indonesia akan dapat mengetahui identitas seseorang,
yaitu sifat, tingkah laku, dan watak sebagai bangsa Indonesia. Kita harus
menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya.
Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang
sebenarnya.
c). Alat
perhubungan.
Manfaat bahasa
Indonesia dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa Indonesia
seseorang dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Dengan adanya
Bahasa Indonesia kita dapat menggunakannya sebagai alat komunikasi dalam
berinteraksi/berkomunikasi dengan masyarakat-masyarakat di daerah (sebagai
bahasa penghubung antar warga, daerah, dan buadaya).
d). Alat pemersatu
Bangsa.
Dengan bahasa
Indonesia memungkinkan berbagai suku bangsa mencapai keserasian hidup sebagai
bangsa yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan
kesetiaan kepada nilai – nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah
yang bersangkutan.
2. Menurut
Undang-undang Dasar, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara.
Dikemukakan
bahwa di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara.
Fungsi Bahasa Indonesia dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara :
a). Bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
Bukti bahwa
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan adalah digunakannya bahasa
Indonesia dalam naskah proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu bahasa
Indonesia digunakan dalam segala upacara, peristiwa serta kegiatan kenegaraan
baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
b). Bahasa
Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Bahasa
Indonesia dipakai sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan mulai
dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi. Untuk memperlancar
kegiatan belajar mengajar, materi pelajaran ynag berbentuk media cetak
hendaknya juga berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing. Apabila hal ini dilakukan, sangat
membantu peningkatan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu
pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c). Bahasa
Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintah.
Bahasa
Indonesia dipakai dalam hubungan antarbadan pemerintah dan penyebarluasan
informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan itu hendaknya diadakan
penyeragaman sistem administrasi dan mutu media komunikasi massa. Tujuan
penyeragaman dan peningkatan mutu tersebut agar isi atau pesan yang disampaikan
dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh masyarakat.
d). Bahasa
Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kebudayaan
nasional yang beragam yang berasal dari masyarakat Indonesia yang beragam pula.
Dalam penyebarluasan ilmu dan teknologi modern agar jangkauan pemakaiannya
lebih luas, penyebaran ilmu dan teknologi, baik melalui buku-buku pelajaran,
buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun media cetak lain, hendaknya
menggunakan bahasa Indonesia. Pelaksanaan ini mempunyai hubungan timbal-balik
dengan fungsinya sebagai bahasa ilmu yang dirintis lewat lembaga-lembaga
pendidikan, khususnya di perguruan tinggi.
3.
Kedudukan dan
fungsi lain Bahasa Indonesia
Fungsi bahasa Indonesia adalah nilai pemakaian
bahasa yang dirumuskan sebagai tugas pemakaian bahasa itu di dalam kedudukan
yang diberikan kepadanya (Halim, 1976:19). Rumusan ini kemudian menjadi rumusan
seminar Politik Bahasa Nasional dan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara.
Prof. Dr. Slametmulyana dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar pada
Fakultas Sastra Universitas Indonesia tahun 1959 mengemukakan tiga fungsi pokok
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yaitu :
a) Sebagai alat
menjalankan administrasi Negara.
b) Sebagai alat
merapatkan berbagai suku menjadi satu bahasa.
c) Sebagai alat untuk menampung kebudayaan baru
nasional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Bahasa Indonesia merupakan varian bahasa
Melayu, sebuah bahasa Austronesia dari cabang bahasa-bahasa Sunda-Sulawesi,
yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara.
2.
4 faktor yang
menyebabkan Bahasa melayu diangkat menjadi bahasa Indonesia, yaitu:
Ø Bahasa melayu merupakan Lingua Franca di Indonesia, yaitu
bahasa perhubungan dan bahasa perdagangan.
Ø Sistem bahasa melayu sederhana, mudah di pelajari karena
dalam bahasa melayu tidak dikenal tingkatan bahasa (bahasa kasar dan bahasa
halus).
Ø Suku Jawa, Suku Sunda, dan Suku-suku lainnya dengan
sukarela menerima bahasa melayu menjadi awal bahasa indonesia sebagai bahasa
nasional.
Ø Bahasa melayu mempunyai kesanggupan untuk di pakai
sebagai bahasa kebudayaan dalam arti yang luas.
3. Fungsi bahasa secara umum yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
4. Kedudukan bahasa Indonesia Menurut Sumpah Pemuda, Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Nasional yaitu :
1. Lambang kebanggaan kebangsaan.
2. Lambang Identitas Nasional.
3. Alat perhubungan.
4. Alat pemersatu Bangsa.
Menurut
Undang-undang Dasar, Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara:
1. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan.
2. Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia
pendidikan.
3. Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional
untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.
4. Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan
Nasional, Ilmu dan Teknologi.
Kedudukan dan fungsi lain Bahasa Indonesia :
1.
Sebagai alat menjalankan administrasi Negara.
2.
Sebagai alat merapatkan berbagai suku menjadi
satu bahasa.
3.
Sebagai alat untuk menampung kebudayaan baru
nasional.
DAFTAR
PUSTAKA
Pusat Bahasa Departemen pendidikan Nasional. Bahasa Indonesia
Menuju Masyarakat Madani/Editor Dendy Sugono. Jakarta: Progres Dan Pusat
Bahasa. 2003.
http://dhino-ambargo.blogspot.com/2013/09/sejarah-fungsi-dan-kedudukan-bahasa_30.html.