TUGAS TERSTRUKTUR
|
DOSEN PENGAMPU
|
Ilmu
Pendidikan
|
Dra. Mariani M.Pd.I
|
HUBUNGAN
PEMBAWAAN, KETURUNAN
DAN
LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN
Disusun
Oleh:
Kelompok VI
Maulidatul
Hasanah (1401231492)
Lina Maimunah
(1401230669)
Hariyadi (1401230701)
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan
taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para
sahabat dan keluarganya.
Makalah ini berjudul “Hubungan Pembawaan, Keturunan Dan
Lingkungan Dalam Pendidikan”yang merupakan salah satu tugas pokok dalam
mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan, oleh karena itu kami harap pembaca dapat memberikan kritik dan
saran.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaat. Perhatian dan
partisipasinya kami ucapkan terima kasih . (Banjarmasin,
31 Oktober 2015)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari dulu sampai sekarang
ini pendidikan merupakan Hal yang paling
penting untuk membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, dan masalah
sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari factor pembawaan dan lingkungan. Masing-masing
individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa
karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemidahan dari cairan-cairan
“germinal” (awal perkembangan) dari pihak orang tuanya. Disamping itu individu
tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan pisik,
psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang
kompleks merupakan hasil interaksi dari pada hereditas dan lingkungan. Agar
kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita
hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing (hereditas dan
lingkungan).[1]
Maka pentingnya perkara tersebut, kita akan bahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian pembawaan, keturunan, dan lingkungan ?
2.
Bagaimana hubungan pembawaan dan lingkungan ?
3.
Bagaimana hubungan keturunan dan pembawaan ?
4.
Apakah macam-macam pembawaan dan pengaruh keturunan ?
5.
Bagaimana cara
individu berhubungan dengan
lingkungan ?
C.
Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian
dari pembawaan, lingkungan, dan keturunan.
2. Untuk mengetahui hubungan
pembawaan dan lingkungan.
3. Untuk mengetahui hubungan
keturunan dan pembawaan.
4. Untuk mengetahui beberapa
macam pembawaan dan pengaruh keturunan.
5. Untuk mengetahui bagaimana hubungan individu
berhubungan dengan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pembawaan dan Lingkungan
Salah
satu dasar perbedaan individual adalah latar belakang pembawaan (hereditas)
masing–masing. Pembawaan dapat di artikan sebagai pewarisan
atau pemindahan biologis karateristik individu dari pihak orang tuanya[2]. Dapat pula dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pembawaan ialah semua
kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan[3]. Pembawaan atau bakat terkandung dalam sel-benih (kiem-cel), yaitu
keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang
dalam arti terbatas kita namakan pembawaan.[4] Di atas telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang
terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Pembawaan (yang dibawa anak sejak lahir) adalah potensi-potensi yang aktif
dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai perwujudannya.
a)
Struktur Pembawaan
Disamping kita memahami
bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita
amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam
perwujudannya (dari potential ability menjadi actual ability), kita hendaklah
selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan (potensi-potensi) itu seperti :
potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan
lain-lain merupakan struktur pembawaan anak-anak.[5]
Pengertian
Lingkungan
sering diartikan orang secara sempit adalah alam sekitar. Dalam psikologi,
lingkungan diartikan dalam pengertian yang luas mencakup lingkungan yang ada di
dalam dan di luar individu. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan dengan
segala sesuatu yang ada di dalam dan di luar diri individu yang bersifat
mempengaruhi sikap tingkah laku atau perkembangannya.[6]
Lingkungan juga terbagi menjadi
tiga, yaitu :
1.
Lingkungan
Dalam, meliputi gizi, peredaran darah, seks, suhu, kesehatan, dll
2.
Lingkungan
Alam, meliputi iklim, geografis, waktu pagi,siang, dan malam.
3.
Lingkungan
Sosial, meliputi keluarga, masyarakat, teman, dan organisasi.
Lingkungan
dapat diartikan juga secara fisiologis, secara psikologis, dan secara
sisio-kultural.
1.
Secara
fisiologis lingkungan diartikan yaitu meliputi segala kondisi dan material jasmaniah
di dalam tubuh manusia.
2.
Secara
psikologis lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulus (perangsan)
yang diterima oleh individu sejak individu itu dilahirkan sampai mati.
3.
Secara
sosio-kultural lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulasi, interaksi
dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang
lain.
Fungsi
lingkungan atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat
dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan
suatu potensi secara baik atau tidak baik sebab pengaruh lingkungan dalam Hal
ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang
perkembangan suatu petensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu
tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan individu.[7]
Adapun hubungan
diantara keduanya, telah bertahun tahun lamanya para ahli didik, ahli
biologi, ahli psikologi, dan lain-lain, memikirkan dan berusaha mencari jawaban
atas pertanyaan : perkembangan manusia itu bergantung pada pembawaan ataukah
lingkungan? Atau dengna kata lain dalam perkembangan anak mudah hingga menjadi
dewasa dari pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh
lingkungan?
Seperti yang kita singgung dalam bab yang lalu
mengenai Hal ini ada beberapa pendapat.
Pertama, aliran atau teori “nativisme” dengan tokoh utamanya adalah
Schopenhauer dan tokoh lainnya yang termasuk aliran ini adalah Plato,
Descartes, Lombroso. Menurut pendapat ini yang paling ekstrem menyatakan bahwa
perkembangan manusia itu sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor pembawaan atau
faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kalau orang tuanya pemusik
kemungkinan nanti anaknya menjadi pemusik., kalau orang tuanya pelukis
kemungkinan anaknya nanti akan jadi pelukis.
anaknya. Dengan demikian faktor lingkungan atau pendidikan menurut
aliran ini tidak bisa berbuat apa-apa dalam mempengaruhi perrkembangan
seseorang[8].
Kedua,
aliran “empirisme”. Paham empirisme ini tokoh utamanya adalah John
Locke. Teori ini secara ekstrem menekankan kepada pengaruh lingkungan. Menurut
teori ini lingkunganlah yang menjadi penentu perkembangan seseoarang. Baik
buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan
atau pendidikan. Jadi teori ini menganggap faktor pembawaan tidak berperan sama
sekali terhadap perkembangan manusia.
Sebagai contoh di dalam sebuah sekolah yang sama, di kelas yang sama, dan
guru yang sama, kita menemukan tingkat pemahaman anak terhadap pelajaran itu
berbeda-beda. Ada anak yang cepat paham, ada anak yang lambat dalam
pemahamannya, bahkan ada juga anak yang sulit sekali dalam memahami
pelajaran. Hal ini menunjukan bahwa faktor lingkungan bukan satu-satunya yang mempengaruhi
dalam perkembangan anak.[9]
Ketiga, teori “konvergensi” yaitu teori yang menjembatani atau menengahi
kedua teori/paham sebelumnya. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya
perpaduan, maka teori ini tidak memihak bahkan memadukan pengaruh kedua
unsur pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses perkembangan. Pada
teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur linkungan keduanya merupakan
sama-sama faktor yang dominan pengaruhnya bagi peerkembangan seseorang.
Misalnya seseorang yang berbakat musik tidak akan berkembang menjadi seorang
ahli musik apabila tidak ditunjang oleh lingkungan atau pendidikan yang
memadai.[10]
B.
Keturunan dan Pembawaan
a.
Keturunan
Kita dapat mengatakan
bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan
dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Jadi, sebelum kita
memutuskan suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang itu
keturunan atau bukan, terlebih dahulu kita harus ingat dua syarat yaitu:
1) Persamaan
sifat atau ciri-ciri.
2) Ciri-ciri
ini harus menurunkan melalui sel-sel kelamin[11].
Dengan demikian kita harus
berhati-hati benar dalam memutuskan sesuatu itu merupakan keturunan atau bukan.
Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan
anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat atau ciri-ciri pada
anak itu diterima melalui keturunan.
Disamping itu kita harus
ingat pula bahwa belum pasti suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada
seseorang yang merupakan keturunan itu diterimanya dari orang tuanya. Mungkin
juga sifat-sifat keturunan itu diwarisi dari nenek atau buyutnya.[12]. Sebab,
kita mengetahui bahwa tidak semua individu dari suatu generasi menunjukkan
sifat-sifat yang menurun dapat juga sifat-sifat ini tersembunyi selama beberapa
generasi. Dengan uraian yang singkat itu, soal keturunan pada manusia adalah
soal yang sulit, yang tidak dapat dengan tergesa-gesa kita katakan atau kita ambil
keputusan bahwa suatu sifat atau ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunan
atau bukan keturunan.
b.
Pembawaan
1) Pengertian
Pembawaan ialah seluruh
kemungkinan atau kesanggupan (potensi yang terdapat pada suatu individu dan
yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (di realisasikan).[13] Potensi-potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja dapat
direalisasikan atau dengan begitu saja dapat menyatakan diri dalam
perwujudannya. Untuk dapat mewujudkan sehingga kelihatan dengan nyata,
potensi-potensi tersebut harus mengalami perkembangannya, serta membutuhkan
latihan-latihan pula.
2) Hubungan Pembawaan dan keturunan
Setelah soal keturunan dan
soal pembawaan itu dibicarakan sendiri-sendiri, dapatlah kiranya kita bandingkan
kedua pengertian itu agar lebih jelas dan berhati-hati didalam menggunakannya. Dimuka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang
terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya.
Andai kata ada seorang anak yang ketika dilahikan telah membawa suatu cacat pada
bagian tubuhnya (umpamanya berbibir sumbing atau tidak berdaun telinga dan
sebainya) dalam Hal ini tidak dapat kita katakan bahwa Hal itu disebabkan oleh
faktor keturunan. Mungkin juga Hal itu disebabkan oleh akibat-akibat yang
terjadi dalam pertumbuhan embrio yang tidak normal umpamanya karena sang ibu
suka minum-muniman keras. Jadi, cacat itu disebabkan karena faktor yang
diperoleh dalam masa pertumbuhannya atau dibawah sejak kelahirannya, bukan diperoleh
dari keturunan.
C. Macam-Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
Perlu kiranya disini kami
singgung sedikit beberapa “macam” pembawaan berikut
1) Pembawaan jenis
Tiap-tiap manusia biasa di
waktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk
badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelegensinya, ingatannya, dan sebagainya,
semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis
makhluk lain. [14]
2) Pembawaan
ras
Dalam jenis manusia pada
umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk
pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai ras, misalnya ras Indo
German, ras Mongolia, ras Negro. Setiap ras itu dapat terlihat perbedaan satu
sama lain.[15]
3) Pembawaan
jenis kelamin
Setiap manusia yang normal
sejak dilahirkan telah membawa pembawaan jenis kelaminnya masing-masing,
laki-laki atau perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan
sikap dan sifatnya terhadap dunia luar. Tetapi, dalam Hal ini kita hendaklah berhati-hati
dalam mencari perbedaan sifat antara kedua jenis kelamin itu.[16]
4) Pembawaan
perseorangan
Selain pembawaan-pembawaan
seperti tersebut diatas, tiap-tiap orang sendiri-sendiri (individu) memiliki
pembawaan yang bersifat individu (pembawaan perseorangan) yang unik. Tiap-tiap
individu meskipun bersamaan ras atau jenis kelaminnya masing-masing mempunyai
pembawaan, watak, intelegensi, sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda-beda.
Jadi, tiap-tiap orang itu sendiri mempunyai pembawaan perseorangan yang
berlain-lainnya.
Beberapa macam pembawaan tersebut diatas yang peling banyak ditentukan oleh
keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan kelamin. Ketiga
macam pembawaan tersebut dapat dikatakan sedikit sekali dipengaruhi oleh
lingkungan. Akan tetapi, pada pembawaan perseorangan pengaruh lingkungan adalah
penting. Banyak sifat pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih
ditentukan oleh lingkungannya.
Adapun yang termasuk
pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh
pembawaan keturunan antara lain adalah :
1) Konstitusi
Tubuh: termasuk didalamnya motorik seperti sikap badan, sikap berjalan,
raut muka, gerakan bicara.
2) Cara
bekerjanya alat-alat indera. Ada orang yang lebih menyukai
beberapa jenis perangsang tertentu (misalnya jenis makanan tertentu), mirip
dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah dan ibunya.
3) Sifat
–sifat ingatan dan kesanggupan belajar. Ada orang yang dapat
menyimpan kesan-kesan dalam waktu lama, tidak lekas dilupakan, dan ada yang
sebaliknya.
4) Tipe
perhatian, intelejensi kosien (IQ), dan tipe intelejensi, mengenai tipe
perhatian, ada orang yang dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang
relatif lama, tetapi ada pula yang perhatiannya selalu berpindah-pindah
keberbagai objek.
5) Cara-cara
berlangsungnya emosi yang khas: cepat atau lambatnya mereaksi terhadap
sesuatu, dengan keras atau dengan tenang dengan cara timbulnya perasaan pada
seseorang. Dalam psikologi Hal ini sering disebut temperamen.
6) Tempo
dan ritme perkembangan.Setiap perkembangan yang dialami anak berlangsung
menurut kecepatan atau tempo dan ritmenya masing-masing. Ada yang cepat
perkembangannya, baik jasmani maupun rohani, tetapi ada pula anak yang lambat
perkembangannya.[17]
D. Lingkungan (Environment)
a. Pengertian
dan Macam Lingkungan
Lingkungan (environment)
ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
process kita kecuali gen-gen.
Menurut Sertain lingkungan
itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1) Lingkungan alam/luar
(eksternal or physical environment)
2) Lingkungan dalam
(internal environment), dan
3) Lingkungan sosial/masyarakat
(social environment)[18]
Yang dimaksud lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu yang
ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air,
iklim dan hewan. Yang dimaksud lingkungan dalam ialah segala sesuatu
yang telah termasuk kedalam diri kita, yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan fisik kita.
Sedangkan yang dimaksud
lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita.
Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada
yang tidak langsung.
Lingkungan dapat di artikan secara
fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio cultural[19]
. Pembahsan pengertian lingkungan secara fisio dan psiko sudah di bahas
sebelumny, disni hanya membahas pengertian lingkungan secara sosio cultural,
lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam
hbungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga,
pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan,
pengajaran, bimbingan dan penyuluhan adalah termasuk sebagai lingkungan ini.[20]
a. Keluarga
Keluaga,
di mana akan di asuh dan di besarkan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangannya. keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan
pula.
b. Sekolah
Sekolah merupakan satu faktor yang turut
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya.
Anak yang tidak pernah sekolah akan ketinggalan dalam berbagai Hal. Sekolah
sangat berperan dalam dalam meningkatkan pola piker anak, karna di sekolah
mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya
pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola piker serta kepribadian
anak.
c. Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak
mereka juga termasuk teman-teman anak tetapi di luar sekolah. Di samping itu,
kondisi orang di desa atau di kota tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi
perkembangan jiwanya. Anak-anak yang di besarkan di kota berbeda pola pikirnya
dengan ank desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila di
bandingkan dengan anak desa yang bersikap statis dan lamban.[21]
E. Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan
Kepribadian ( Individu )
adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut
menentukan cara-caranya yang unik (khas).
Dari definisi tersebut
jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu
keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya
dengan lingkungannya.[22]
Menurut woodworth,
cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi
4 macam :
1) Individu bertentangan
dengan lingkungannya,
2) Individu menggunakan
lingkungannya,
3) Individu berpartisipasi
dengan lingkungannya, dan
4) Individu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.
Individu itu senantiasa
berusaha untuk “ menyesuaikan diri “ (dalam arti luas) dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas
menyesuaikan diri itu berarti :
1) Mengubah diri sesuai
dengan keadaan lingkungan (penyesuaian autoplastis)
2) Mengubah lingkungan
sesuai dengan keadaan (keinginan) diri penyesuaian diri alloplastis.[23]
Pada umumnya, tiap-tiap individu didalam kehidupannya menggunakan kedua
cara penyesuain diri tersebut dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam
interaksinya dengan lingkungannya.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Pembawaan
adalah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu
individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan
(direalisasikan).
Lingkungan
adalah kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi
tingkah laku kita. Sedangkan keturunan adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang
terdapat pada seorang anak.
Hubungan pembawaan dengan lingkungan yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah
yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan, keadaan sekeliling saja Karena
kata environment mencakup semua faktor di luar diri manusia yang mempunyai arti
bagi dirinya, dalam arti memungkinkan untuk memberikan reaksi pada diri manusia
tersebut.
Hubungan kuturunan dengan
pembawaan yaitu semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan, pembawaan
atau bakat terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai
perwujudannya. Macam-macam dari pembawaan dan pengaruh keturunan itu ada 4
yaitu pembawaan jenis, pembawaan ras, pembawaan jenis kelamin, dan pembawaan
perseorangan.
Pengaruh individu yang
berhubungan dengan lingkungan sebagai suatu totalitas individu saja
tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Totalitas individu
itu baru disebut kepribadian apabila keseluruhan sistem, termasuk
pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan
khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
B.
Saran
Faktor pembawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi
perkembangan manusia. Sifat, intelijensi dan bakat atau potensi-potensi
individu yang dapat memberikan perkembangan individu seseorang. Selain faktor pembawaan
tersebut, lingkungan juga sangat mempengaruhi perkembangan. Orang tua hendaknya
dari sejak dini mengenalkan lingkungan yang baik kepada anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto, Ngalim. 1990. Cet 1. Psikologi
Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Alisuf Sabri. 1996. Psikologi
Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah .Jakarta :
CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Soemanto,Wasty.1990. Psikologi Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta.
Dalyono, M. 1997. Cet 1. Psikologi Pendidikan. Semarang : PT
Rineka Cipta.
[1] Wasti
Sumanto, Psikologi Pendidikan
Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. (Jakarta: PT.Rineka Cipta :2006) Hal 82
[2] Ibid, Hal 82.
[3] Ibid, Hal
21
[4] Ibid, Hal
22
[5] Ibid, Hal
22
[6] Alisuf Sabri, Psikologi
Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah (Jakarta :
CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996 ) Cet 1,, Hal
39.
[7] Ibid, Alisuf
Sabri, Hal 40 41
[8] Ibid,
Alisuf Sabri, Hal. 36
[9] Ibid, Hal
36-37
[10] Ibid, Hal 36-37
[11] Ngalim
Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990).
cet. 5, Hal 18.
[12] Ibid, Hal
18.
[13] Ibid, Wasty
Soemanty, Hal 21
[14] Ibid, Ngalim
Purwanto, Hal 25
[15] Ibid, Ngalim
Purwanto, Hal 25
[16] Ibid, Ngalim
Purwanto, Hal 25
[17] Ibid, Ngalim
Purwanto, Hal 25
[18]Dalyono, Psikologi
Pendidikan, (Semarang : PT Rineka Cipta, 1997) cet. 1 Hal. 132
[19] Ibid, Hal
129
[20] Ibid, Hal
130
[21] Ibid, Hal
130-131
[22] Ibid, Hal
31
[23] Kholilahlila255.blogspot.co.id. Diakses,
Oktober 2015