Selasa, 29 Desember 2015

Ilmu Pendidikan tentang Pembawaan dan Keturunan



TUGAS  TERSTRUKTUR
DOSEN PENGAMPU
Ilmu Pendidikan
Dra. Mariani M.Pd.I

HUBUNGAN PEMBAWAAN, KETURUNAN
DAN LINGKUNGAN DALAM PENDIDIKAN

 


Disusun Oleh:
Kelompok VI
Maulidatul Hasanah (1401231492)
Lina Maimunah (1401230669)
Hariyadi (1401230701)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
BANJARMASIN
2015

 




KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya.
Makalah ini berjudul “Hubungan Pembawaan, Keturunan Dan Lingkungan Dalam Pendidikan”yang merupakan salah satu tugas pokok dalam mata kuliah Ilmu Pendidikan.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, oleh karena itu kami harap pembaca dapat memberikan kritik dan saran.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaat. Perhatian dan partisipasinya kami ucapkan terima kasih . (Banjarmasin, 31 Oktober 2015)

                                           

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Dari dulu sampai sekarang ini pendidikan merupakan Hal yang paling penting untuk membawa mereka kepada kehidupan yang lebih baik, dan masalah sukses tidaknya pendidikan tidak lepas dari factor pembawaan dan lingkungan. Masing-masing individu lahir ke dunia dengan suatu hereditas tertentu. Ini berarti, bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan/pemidahan dari cairan-cairan “germinal” (awal perkembangan) dari pihak orang tuanya. Disamping itu individu tumbuh dan berkembang tidak lepas dari lingkungannya, baik lingkungan pisik, psikologi, maupun lingkungan sosial. Setiap pertumbuhan dan perkembangan yang kompleks merupakan hasil interaksi dari pada hereditas dan lingkungan. Agar kita dapat mengerti dan mengontrol perkembangan tingkah laku manusia, kita hendak mengetahui hakikat dan peranan dari masing-masing (hereditas dan lingkungan).[1] Maka pentingnya perkara tersebut, kita akan bahas dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian pembawaan, keturunan, dan lingkungan ?
2.      Bagaimana hubungan pembawaan dan lingkungan ?
3.      Bagaimana hubungan keturunan dan pembawaan ?
4.      Apakah macam-macam pembawaan dan pengaruh keturunan ?
5.      Bagaimana cara  individu berhubungan dengan lingkungan ?

C.    Tujuan
1.       Dapat mengetahui pengertian dari pembawaan, lingkungan, dan keturunan.
2.       Untuk mengetahui hubungan pembawaan dan lingkungan.
3.       Untuk mengetahui hubungan keturunan dan pembawaan.
4.       Untuk mengetahui beberapa macam pembawaan dan pengaruh keturunan.
5.        Untuk mengetahui bagaimana hubungan individu berhubungan dengan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.       Pembawaan dan Lingkungan
Salah satu dasar perbedaan individual adalah latar belakang pembawaan (hereditas) masing–masing. Pembawaan dapat di artikan  sebagai pewarisan atau pemindahan biologis karateristik individu dari pihak orang tuanya[2]. Dapat pula dikatakan bahwa yang dimaksud dengan pembawaan ialah semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan[3]. Pembawaan atau bakat terkandung dalam sel-benih (kiem-cel), yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan.[4] Di atas telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Pembawaan (yang dibawa anak sejak lahir) adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif, yang akan terus berkembang hingga mencapai perwujudannya.
a)      Struktur Pembawaan
Disamping kita memahami bahwa pembawaan yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tidak dapat kita amati, jadi belum dapat dilihat sebelum pembawaan itu menyatakan diri dalam perwujudannya (dari potential ability menjadi actual ability), kita hendaklah selalu ingat bahwa sifat-sifat dalam pembawaan (potensi-potensi) itu seperti : potensi untuk belajar ilmu pasti, berkata-kata, intelijensi yang baik dan lain-lain merupakan struktur pembawaan anak-anak.[5]
Pengertian  Lingkungan sering diartikan orang secara sempit adalah alam sekitar. Dalam psikologi, lingkungan diartikan dalam pengertian yang luas mencakup lingkungan yang ada di dalam dan di luar individu. Dengan demikian lingkungan dapat diartikan dengan segala sesuatu yang ada di dalam dan di luar diri individu yang bersifat mempengaruhi sikap tingkah laku atau perkembangannya.[6]
Lingkungan juga terbagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Lingkungan Dalam, meliputi gizi, peredaran darah, seks, suhu, kesehatan, dll
2.      Lingkungan Alam, meliputi iklim, geografis, waktu pagi,siang, dan malam.
3.      Lingkungan Sosial, meliputi keluarga, masyarakat, teman, dan organisasi.
Lingkungan dapat diartikan juga secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sisio-kultural.
1.      Secara fisiologis lingkungan diartikan yaitu meliputi segala kondisi dan material jasmaniah di dalam tubuh manusia.
2.      Secara psikologis lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulus (perangsan) yang diterima oleh individu sejak individu itu dilahirkan sampai mati.
3.      Secara sosio-kultural lingkungan diartikan yaitu mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hubungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain.
Fungsi lingkungan atau peranan lingkungan ini dalam proses perkembangan dapat dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik sebab pengaruh lingkungan dalam Hal ini dapat bersifat positif yang berarti pengaruhnya baik dan sangat menunjang perkembangan suatu petensi atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan akan menghambat/merusak perkembangan individu.[7]
        Adapun hubungan diantara keduanya, telah bertahun tahun lamanya para ahli didik, ahli biologi, ahli psikologi, dan lain-lain, memikirkan dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan : perkembangan manusia itu bergantung pada pembawaan ataukah lingkungan? Atau dengna kata lain dalam perkembangan anak mudah hingga menjadi dewasa dari  pembawaan ataukah pengaruh-pengaruh lingkungan?
               


         Seperti yang kita singgung dalam bab yang lalu mengenai Hal ini ada beberapa pendapat.
         Pertama, aliran atau teori “nativisme” dengan tokoh utamanya adalah Schopenhauer dan tokoh lainnya yang termasuk aliran ini adalah Plato, Descartes, Lombroso. Menurut pendapat ini yang paling ekstrem menyatakan bahwa perkembangan manusia itu sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor pembawaan atau faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Misalnya kalau orang tuanya pemusik kemungkinan nanti anaknya menjadi pemusik., kalau orang tuanya pelukis kemungkinan anaknya nanti akan jadi pelukis.  anaknya. Dengan demikian faktor lingkungan atau pendidikan menurut aliran ini tidak bisa berbuat apa-apa dalam mempengaruhi perrkembangan seseorang[8].
         Kedua, aliran “empirisme”. Paham empirisme ini tokoh utamanya adalah John Locke. Teori ini secara ekstrem menekankan kepada pengaruh lingkungan. Menurut teori ini lingkunganlah yang menjadi penentu perkembangan seseoarang. Baik buruknya perkembangan pribadi seseorang sepenuhnya ditentukan oleh lingkungan atau pendidikan. Jadi teori ini menganggap faktor pembawaan tidak berperan sama sekali terhadap perkembangan manusia.  Sebagai contoh di dalam sebuah sekolah yang sama, di kelas yang sama, dan guru yang sama, kita menemukan tingkat pemahaman anak terhadap pelajaran itu berbeda-beda. Ada anak yang cepat paham, ada anak yang lambat dalam pemahamannya, bahkan ada juga anak yang  sulit sekali dalam memahami pelajaran. Hal ini menunjukan bahwa faktor lingkungan bukan satu-satunya yang mempengaruhi dalam perkembangan anak.[9]
         Ketiga, teori “konvergensi” yaitu teori yang menjembatani atau menengahi kedua teori/paham sebelumnya. Sesuai dengan namanya konvergensi yang artinya perpaduan, maka teori ini tidak memihak bahkan memadukan  pengaruh kedua unsur  pembawaan dan lingkungan tersebut dalam proses perkembangan. Pada teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur linkungan keduanya merupakan sama-sama faktor yang dominan pengaruhnya bagi peerkembangan seseorang. Misalnya seseorang yang berbakat musik tidak akan berkembang menjadi seorang ahli musik apabila tidak ditunjang oleh lingkungan atau pendidikan yang memadai.[10]

B. Keturunan dan Pembawaan
a.    Keturunan
Kita dapat mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak adalah keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau diturunkan dengan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain. Jadi, sebelum kita memutuskan suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunan atau bukan, terlebih dahulu kita harus ingat dua syarat yaitu:
1)   Persamaan sifat atau ciri-ciri.
2)   Ciri-ciri ini harus menurunkan melalui sel-sel kelamin[11].
Dengan demikian kita harus berhati-hati benar dalam memutuskan sesuatu itu merupakan keturunan atau bukan. Meskipun kita melihat suatu sifat atau ciri-ciri yang sama antara orang tua dan anaknya, kita belum dapat mengambil kesimpulan bahwa sifat atau ciri-ciri pada anak itu diterima melalui keturunan.
Disamping itu kita harus ingat pula bahwa belum pasti suatu sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seseorang yang merupakan keturunan itu diterimanya dari orang tuanya. Mungkin juga sifat-sifat keturunan itu diwarisi dari nenek atau buyutnya.[12]. Sebab, kita mengetahui bahwa tidak semua individu dari suatu generasi menunjukkan sifat-sifat yang menurun dapat juga sifat-sifat ini tersembunyi selama beberapa generasi. Dengan uraian yang singkat itu, soal keturunan pada manusia adalah soal yang sulit, yang tidak dapat dengan tergesa-gesa kita katakan atau kita ambil keputusan bahwa suatu sifat atau ciri yang terdapat pada seseorang itu keturunan atau bukan keturunan.
b.    Pembawaan
1)   Pengertian
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (di realisasikan).[13] Potensi-potensi yang bermacam-macam yang ada pada anak itu tentu saja dapat direalisasikan atau dengan begitu saja dapat menyatakan diri dalam perwujudannya. Untuk dapat mewujudkan sehingga kelihatan dengan nyata, potensi-potensi tersebut harus mengalami perkembangannya, serta membutuhkan latihan-latihan pula.
2)   Hubungan Pembawaan dan keturunan
Setelah soal keturunan dan soal pembawaan itu dibicarakan sendiri-sendiri, dapatlah kiranya kita bandingkan kedua pengertian itu agar lebih jelas dan berhati-hati didalam menggunakannya. Dimuka telah dikatakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya.
Andai kata ada seorang anak yang ketika dilahikan telah membawa suatu cacat pada bagian tubuhnya (umpamanya berbibir sumbing atau tidak berdaun telinga dan sebainya) dalam Hal ini tidak dapat kita katakan bahwa Hal itu disebabkan oleh faktor keturunan. Mungkin juga Hal itu disebabkan oleh akibat-akibat yang terjadi dalam pertumbuhan embrio yang tidak normal umpamanya karena sang ibu suka minum-muniman keras. Jadi, cacat itu disebabkan karena faktor yang diperoleh dalam masa pertumbuhannya atau dibawah sejak kelahirannya, bukan diperoleh dari keturunan.
           
       C. Macam-Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
Perlu kiranya disini kami singgung sedikit beberapa “macam” pembawaan berikut
1)   Pembawaan jenis
Tiap-tiap manusia biasa di waktu lahirnya telah memiliki pembawaan jenis, yaitu jenis manusia. Bentuk badannya, anggota-anggota tubuhnya, intelegensinya, ingatannya, dan sebagainya, semua itu menunjukkan ciri-ciri yang khas dan berbeda dengan jenis-jenis makhluk lain. [14]
2)   Pembawaan ras
Dalam jenis manusia pada umumnya masih terdapat lagi bermacam-macam perbedaan yang juga termasuk pembawaan keturunan, yaitu pembawaan keturunan mengenai ras, misalnya ras Indo German, ras Mongolia, ras Negro. Setiap ras itu dapat terlihat perbedaan satu sama lain.[15]
3)   Pembawaan jenis kelamin
Setiap manusia yang normal sejak dilahirkan telah membawa pembawaan jenis kelaminnya masing-masing, laki-laki atau perempuan. Pada kedua jenis kelamin itu terdapat pula perbedaan sikap dan sifatnya terhadap dunia luar. Tetapi, dalam Hal ini kita hendaklah berhati-hati dalam mencari perbedaan sifat antara kedua jenis kelamin itu.[16]
4)   Pembawaan perseorangan
Selain pembawaan-pembawaan seperti tersebut diatas, tiap-tiap orang sendiri-sendiri (individu) memiliki pembawaan yang bersifat individu (pembawaan perseorangan) yang unik. Tiap-tiap individu meskipun bersamaan ras atau jenis kelaminnya masing-masing mempunyai pembawaan, watak, intelegensi, sifat-sifat dan sebagainya yang berbeda-beda. Jadi, tiap-tiap orang itu sendiri mempunyai pembawaan perseorangan yang berlain-lainnya.
            Beberapa macam pembawaan tersebut diatas yang peling banyak ditentukan oleh keturunan ialah pembawaan ras, pembawaan jenis, dan pembawaan kelamin. Ketiga macam pembawaan tersebut dapat dikatakan sedikit sekali dipengaruhi oleh lingkungan. Akan tetapi, pada pembawaan perseorangan pengaruh lingkungan adalah penting. Banyak sifat pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh lingkungannya.
Adapun yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan oleh pembawaan keturunan antara lain adalah :
1)   Konstitusi Tubuh: termasuk didalamnya motorik seperti sikap badan, sikap berjalan, raut muka, gerakan bicara.
2)   Cara bekerjanya alat-alat indera. Ada orang yang lebih menyukai beberapa jenis perangsang tertentu (misalnya jenis makanan tertentu), mirip dengan kesukaan yang dimiliki oleh ayah dan ibunya.   
3)   Sifat –sifat ingatan dan kesanggupan belajar.  Ada orang yang dapat menyimpan kesan-kesan dalam waktu lama, tidak lekas dilupakan, dan ada yang sebaliknya.
4)   Tipe perhatian, intelejensi kosien (IQ), dan tipe intelejensi, mengenai tipe perhatian, ada orang yang dapat memusatkan perhatiannya kepada sesuatu yang relatif lama, tetapi ada pula yang perhatiannya selalu berpindah-pindah keberbagai objek.
5)   Cara-cara berlangsungnya emosi yang khas: cepat atau lambatnya mereaksi terhadap sesuatu, dengan keras atau dengan tenang dengan cara timbulnya perasaan pada seseorang. Dalam psikologi Hal ini sering disebut temperamen.
6)   Tempo dan ritme perkembangan.Setiap perkembangan yang dialami anak berlangsung menurut kecepatan atau tempo dan ritmenya masing-masing. Ada yang cepat perkembangannya, baik jasmani maupun rohani, tetapi ada pula anak yang lambat perkembangannya.[17]

       D. Lingkungan (Environment)
            a.    Pengertian dan Macam Lingkungan
Lingkungan (environment) ialah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life process kita kecuali gen-gen.
Menurut Sertain lingkungan itu dapat dibagi menjadi 3 bagian sebagai berikut:
1) Lingkungan alam/luar (eksternal or physical environment)
2) Lingkungan dalam (internal environment), dan
3) Lingkungan sosial/masyarakat (social environment)[18]
Yang dimaksud lingkungan alam atau luar ialah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, air, iklim dan hewan. Yang dimaksud lingkungan dalam ialah segala sesuatu yang telah termasuk kedalam diri kita, yang dapat mempengaruhi  pertumbuhan fisik kita.  
Sedangkan yang dimaksud lingkungan sosial ialah semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita. Pengaruh lingkungan sosial itu ada yang kita terima secara langsung dan ada yang tidak langsung.
Lingkungan dapat di artikan secara fisiologis, secara psikologis, dan secara sosio cultural[19] . Pembahsan pengertian lingkungan secara fisio dan psiko sudah di bahas sebelumny, disni hanya membahas pengertian lingkungan secara sosio cultural, lingkungan mencakup segenap stimulasi, interaksi dan kondisi eksternal dalam hbungannya dengan perlakuan ataupun karya orang lain. Pola hidup keluarga, pergaulan kelompok, pola hidup masyarakat, latihan, belajar, pendidikan, pengajaran, bimbingan dan penyuluhan adalah termasuk sebagai lingkungan ini.[20]


a. Keluarga
Keluaga,  di mana akan di asuh dan di besarkan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. keluarga berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula.
b. Sekolah
Sekolah merupakan satu faktor yang turut mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan ketinggalan dalam berbagai Hal. Sekolah sangat berperan dalam dalam meningkatkan pola piker anak, karna di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola piker serta kepribadian anak.
c.  Masyarakat
Masyarakat adalah lingkungan  tempat tinggal anak mereka juga termasuk teman-teman anak tetapi di luar sekolah. Di samping itu, kondisi orang di desa atau di kota tempat ia tinggal juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang di besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan ank desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila di bandingkan dengan anak desa yang bersikap statis dan lamban.[21]

     E. Bagaimana Individu Berhubungan Dengan Lingkungan
Kepribadian ( Individu ) adalah organisasi dinamis daripada sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik (khas).
Dari definisi tersebut jelas bahwa kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu keseluruhan atau kesatuan individu saja, tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya.[22]
Menurut woodworth, cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi 4 macam :
1) Individu bertentangan dengan lingkungannya,
2) Individu menggunakan lingkungannya,
3) Individu berpartisipasi dengan lingkungannya, dan
4) Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Individu itu senantiasa berusaha untuk “ menyesuaikan diri “ (dalam arti luas) dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti :
1) Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan (penyesuaian autoplastis)
2) Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan) diri penyesuaian diri alloplastis.[23]
Pada umumnya, tiap-tiap individu didalam kehidupannya menggunakan kedua cara penyesuain diri tersebut dalam usaha mengembangkan dirinya dan dalam interaksinya dengan lingkungannya.





BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Pembawaan adalah seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang terdapat pada suatu individu dan yang selama masa perkembangan benar-benar dapat diwujudkan (direalisasikan). Lingkungan adalah kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita. Sedangkan keturunan adalah sifat-sifat atau ciri-ciri yang terdapat pada seorang anak.
Hubungan pembawaan dengan lingkungan yaitu keseluruhan kemungkinan-kemungkinan yang ditentukan oleh keturunan, inilah yang dalam arti terbatas kita namakan pembawaan, keadaan sekeliling saja Karena kata environment mencakup semua faktor di luar diri manusia yang mempunyai arti bagi dirinya, dalam arti memungkinkan untuk memberikan reaksi pada diri manusia tersebut.
Hubungan kuturunan dengan pembawaan yaitu semua kesanggupan-kesanggupan yang dapat diwujudkan, pembawaan atau bakat terkandung dalam sel-benih yang akan berkembang mencapai perwujudannya. Macam-macam dari pembawaan dan pengaruh keturunan itu ada 4 yaitu pembawaan jenis, pembawaan ras, pembawaan jenis kelamin, dan pembawaan perseorangan.
Pengaruh individu yang berhubungan dengan lingkungan sebagai suatu totalitas individu saja tanpa sekaligus meletakkan hubungannya dengan lingkungannya. Totalitas individu itu baru disebut kepribadian apabila keseluruhan sistem, termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya, menyatakan diri dengan khas dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

B.     Saran
Faktor pembawaan dan lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan manusia. Sifat, intelijensi dan bakat atau potensi-potensi individu yang dapat memberikan perkembangan individu seseorang. Selain faktor pembawaan tersebut, lingkungan juga sangat mempengaruhi perkembangan. Orang tua hendaknya dari sejak dini mengenalkan lingkungan yang baik kepada anak-anak.



DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1990. Cet 1. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Alisuf Sabri. 1996.  Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah .Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya.
Soemanto,Wasty.1990. Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.
Dalyono, M. 1997. Cet 1. Psikologi Pendidikan. Semarang : PT Rineka Cipta.


[1] Wasti Sumanto, Psikologi Pendidikan Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan. (Jakarta: PT.Rineka Cipta :2006) Hal 82
[2] Ibid, Hal 82.
[3] Ibid, Hal 21
[4] Ibid, Hal 22
[5] Ibid, Hal 22       
[6] Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional IAIN Fakultas Tarbiyah (Jakarta : CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996 ) Cet 1,, Hal  39.
[7] Ibid, Alisuf Sabri, Hal 40 41
[8] Ibid, Alisuf Sabri, Hal. 36
[9] Ibid, Hal 36-37
[10] Ibid, Hal 36-37
[11] Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990). cet. 5, Hal 18.
[12] Ibid, Hal 18.
[13] Ibid, Wasty Soemanty, Hal 21
[14] Ibid, Ngalim Purwanto, Hal 25
[15] Ibid, Ngalim Purwanto, Hal 25
[16] Ibid, Ngalim Purwanto, Hal 25
[17] Ibid, Ngalim Purwanto, Hal 25
[18]Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Semarang : PT Rineka Cipta, 1997) cet. 1 Hal. 132
[19] Ibid, Hal 129
[20] Ibid, Hal 130
[21] Ibid, Hal 130-131
[22] Ibid, Hal 31
[23]  Kholilahlila255.blogspot.co.id. Diakses, Oktober 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar